Rabu, 23 Juli 2014

KARYA TULIS PENGALAMAN MENGUNJUNGI WISATA GUA TABUHAN DAN GUA GONG PACITAN JAWA TIMUR



PENGALAMAN MENGUNJUNGI
WISATA GUA TABUHAN DAN GUA GONG
PACITAN JAWA TIMUR

KARYA TULIS
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR
KELAS VIII SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Disusun oleh:
1.      SAHRUL HIDAYAT
2.      MUHAMMAD YAHYA AINUN NAJIB
3.      SITI ASIYAH
4.      VITANINGSIH
5.      BAYU PAMUNGKAS




YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)
MADRASAH TSANAWIYAH DARUSSALAM SUMOWONO
KABUPATEN SEMARANG
2013/ 2014
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah di setujui dan di sahkan guna memenuhi tugas akhir kelas VIII (Delapan) semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014 Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sumowono  pada :

Hari                 :
Tanggal           :







Mengetahui/ Menyetujui

Kepala MTs Darussalam Sumowono

                

                                   Pembimbing




Nur Faqihudin,S.Pd.I
NIP :




                          Iswatun Masfukhah, S.Pd.I







MOTTO

1.      Kegagalan adalah celaka kecil, Putus asa adalah celaka besar
2.      Jangan biarkan lidahmu memotong lehermu sendiri.
3.      Orang yang budiman selalu memikirkan apa yang salah pada dirinya dan bukan memikirkan apa yang terjadi pada orang lain.
4.      Anak yang berbakti akan menyenangkan hati ayahnya, tetapi bebal mendo’akan hati ibunya.
5        Berfikirlah hari ini dan berbuatlah hari esok.
6        Tiada hari tanpa senyuman.
7        Menjadi orang penting itu baik tetapi lebih penting menjadi orang baik.
8        Tiap berfikir ilmuku, bertambah pula aku kenal kebodohan.
9        Jangan menahan kebaikan terhadap mereka yang berhak menerimanya.


PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan kepada :
1.      Kedua Orang Tua dan keluarga yang selalu memberi semangat dan dorongan.
2.      Bapak Nur Faqihudin, S.Pd.I selaku Kepala MTs Darussalam Sumowono
3.      Ibu Iswatun Masfukhah, S.Pd.I selaku guru pembimbing
4.      Bapak Ibu guru dan karyawan MTs Darussalam Sumowono
5.      Teman – teman yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
6.      Pembaca yang budiman







KATA PENGANTAR
            Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dari guru kelas VIII yang berupa Laporan Perjalanan dalam bentuk karya tulis dengan judul PENGALAMAN MENGUNJUNGI WISATA GOA TABUHAN DAN GUA GONG PACITAN JAWA TIMUR guna melengkapi tugas akhir semester genap kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sumowono tahun pelajaran 2013/ 2014 ini, tidak lupa penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :          
1.      Kedua orang tua yang telah  memberikan dukungan dan do’a restunya .
2.      Bapak Nur Faqihudin, S.Pd.I selaku Kepala MTs Darussalam Sumowono yang telah ikut membantu kegiatan ini.
3.      Ibu Iswatun Masfukhah, S.Pd.I selaku guru pembimbing.
4.       Bapak Ibu guru dan karyawan MTs Darussalam Sumowono
5.      Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Karya Tulis ini.
Sebagai insan yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan penulis menyadari akan hal  tersebut. Untuk itu saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan. Dan akhirnya semoga Karya Tulis ini dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan tentang Goa Tabuh dan Goa Gong Pacitan Jawa Timur, baik bagi penulis maupun pembaca.

Sumowono,                  2013

Penyusun







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN  ………..…...........................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .....................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah .…………...............................................................................1
C.     Tujuan Penulisan .......................................………...............................................1
D.    Metodologi Penulisan .....................................…..............................................1
E.     Sistematika Penulisan .......................................…................................................2

BAB II  PENGALAMAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA GOA TABUHAN DAN GOA GONG DI PACITAN JAWA TIMUR
A.    GOA TABUHAN ……...............................…......................................................3
1.      Sekilas tentang Goa Tabuhan. ……….………………………........................3
2.      Benda – benda di Goa Tabuhan  ……………...…………………………...…5
3.      Fungsi Goa Tabuhan ………………….………….......…….......………….....5
4.      Hiasan Goa Tabuhan …...........…....................................…..……………...5
5.      Perbedaan  Goa Tabuhan dan Goa Gong …........…............……..………...5
6.      Fungsi Lokasi ……..........................................................…..……………...6
B.     GOA GONG ………….........................…............................................................6
1.      Sekilas tentang Goa Gong ..…………….……........….......…….………........6
2.      Riwayat Penemuan Goa Gong  .………………....………………………...…7
3.      Pencarian Lokasi dan Perjalanan di dalam Goa ….……………..….......…....8
3. 1. Pencarian Lokasi……………….......….......……........………..……...8
3. 2. Perjalanan di dalam Goa .………………….…….……………....9
4.      Pemberian Nama Goa ……………........…............………...………..…….10
5.      Letak Goa Gong …...….…………………….…...............………………...10
6.      Keberadaan Goa Gong …….......................….…................…..……………...11
6. 1. Goa Gong Sebelum Direnovasi ……..................….…...............……...11
6. 1. Goa Gong sesudah Direnovasi …….......….........….…...............……...11
BAB  III  PENUTUP
A.    Kesimpulan ………………………………………………….…………………13
B.     Saran ........................................................................................................…........13

DAFTAR PUSTAKA



















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Kemajuan teknologi sangatlah penting dalam perkembangan dan kemajuan bagi siswa, janganlah melupakan sejarah masa lalu, kita perlu mengetahui perkembangan IPTEK, tapi jangan dilupakan bahwa dulu juga sudah ada kemajuan yang luar biasa yang berupa batu yang sangat banyak dan indah dan kita mengenalnya dengan sebutan Goa Tabuhan, serta peninggalan sejarah – sejarah lain  yang berada di Goa Tabuhan, yang hingga saat ini masih bisa dinikmati, berupa hasil karya seni dan perjuangannya yang sangat menarik untuk di pelajari nilai – nilai sejarahnya .
Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi siswa, maka dibuat tugas Laporan Perjalanan dalam bentuk Karya Tulis sebagai tugas akhir kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014, yaitu Laporan Kunjungan Study Wisata ke Goa Tabuhan dan Goa Gong Pacitan, Jawa Timur yang di laksanakan pada hari :

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi Objek Wisata Goa Tabuhan.
2.      Bagaimana kondisi Objek Wisata Goa Gong.

C.    Tujuan Penulisan
Penulisan Karya Tulis ini mempunyai tujuan yaitu :
1.      Untuk mengetahui kondisi Objek Wisata Goa Tabuhan.
2.      Untuk mengetahui kondisi Objek Wisata Goa Gong Pacitan Jawa Timur.

D.    Metodologi  Penulisan
Metodologi yang penulis gunakan dalam Penulisan Karya Tulis adalah sebagai berikut :
1.      Metode Pengamatan (Observasi)
Yaitu dengan mengamati sendiri secara langsung sehingga dapat lebih tahu dan memahami betul akan masalah ini.
2.      Metode Tanya Jawab (Interview)
Yaitu dengan cara menanyakan langsung pada petugas di lokasi (Guide) objek wisata, sehingga lebih memudahkan dalam penambahan data-data yang dibutuhkan.
3.      Metode Perpustakaan
Yaitu dengan mencari buku-buku sehingga dapat memperoleh data-data yang akurat.

E.     SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan Karya Tulis ini penulisan menggunakan sistematika sebagai berikut :
1.      Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan penulisan menyampaikan
a)      Latar Belakang
b)      Rumusan Masalah
c)      Tujuan Penulisan
d)     Metodologi
e)      Sistematika
2.      Mengenal benda dari Goa Tabuhan dan Goa Gong Pacitan Jawa Timur.
Pada bagian ini penulisan menguraikan tentang :
a.       Goa Tabuhan
b.      Goa Gong  Pacitan Jawa Timur
3.      Penutup
Pada bagian penutup penulis sampaikan :
a.       Kesimpulan
b.      Saran













BAB II
PENGALAMAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA GOA TABUHAN
DAN GOA GONG PACITAN JAWA TIMUR   

A.    GOA TABUHAN
1.         Sekilas tentang Goa Tabuhan
Goa ini terletak di desa Wareng, kecamatan Punung, kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kira-kira 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat. Daerah ini terletak di perbatasan Jawa Tengah sebelah selatan. Pacitan bisa dicapai dari Wonogiri Jateng, Ponorogo Jatim, atau Trenggalek Jatim. Namun, Anda juga bisa datang dari Yogyakarta melalui jalur alternatif yang melewati Kabupaten Gunung Kidul. Jalur ini sudah beraspal halus, namun di beberapa tempat masih relatif sepi sehingga tidak disarankan untuk perjalanan malam hari. Bila Anda menggunakan bis umum, Anda akan turun di terminal Punung dan dilanjutkan dengan ojek karena tidak ada angkot menuju ke Goa. Tarif ojek sekitar Rp 10.000 . Namun saat hari pasaran Pahing, Anda bisa menaiki mobil pick up yang difungsikan sebagai angkot dengan tarif hanya Rp 3000 saja. Tiket masuk goa sendiri hanya Rp 4000 per orang. Anda juga bisa menyewa senter kalau ingin memasuki goa lebih dalam lagi, dengan harga sewa cukup Rp 5000.
Pintu masuk Goa Tabuhan Pacitan

Awalnya goa ini bernama Goa Tapan karena terletak di perbukitan kapur Tapan. Menurut sejarah setempat, goa ini ditemukan oleh Kyai Santiko yang pada waktu itu kehilangan sapi, dan akhirnya ditemukan di goa ini. Lalu, goa ini dibersihkan dan diambil oleh Raden Bagus Joko Lelono dan Puteri Raden Ayu Mardilah. Goa ini terlihat besar dari luar, dan begitu masuk Anda langsung disuguhi kubah yang megah, lengkap dengan stalaktit (batuan yang berbentuk seperti tiang dan menempel di atap goa) dan stalagmit (seperti stalaktit, namun menempel di dasar goa). Namun bila Anda menjelajah lebih dalam, Anda hanya akan menemukan jalan kecil buntu yang ujungnya dipercaya sebagai tempat bertapa Pangeran Diponegoro dan pengikutnya.
Stalaktit Stalakmit di Goa Tabuhan
Yang unik dari Goa ini adalah adanya stalaktit dan stalakmit yang jika dipukul mengeluarkan suara nyaring dan merdu. Oleh karena itu, goa ini kerap digunakan sebagai pentas musik jawa tradisional dengan hanya kendang, stalaktit, dan stalakmit sebagai instrumentnya. Sulit dipercaya memang jika belum menyaksikan langsung.
Penabuh “gamelan” di Goa Tabuhan

Tembang jawa dinyanyikan oleh tiga orang penyanyi wanita yang disebut sinden, diiringi dengan empat pria sebagai pemukul kendang, stalaktit, dan stalakmit. Memang tidak semua batuan bisa mengeluarkan suara merdu, hanya beberapa saja yang bisa digunakan sebagai instrument musik. Tembang jawa seperti “Nyidam Sari” dinyanyikan dengan merdu, dengan sesekali ditimpali suara berat waranggana atau penabuh kendang. Meski hanya bernyanyi selama kira-kira 20 menit, namun tembang-tembang ini mampu menyihir penonton hingga tak beranjak dari tempatnya. Untuk menyaksikan musik unik ini, sebenarnya Anda harus “menyewa” pemain musik tersebut seharga Rp 70.000, namun jika kondisi sedang ramai, mereka akan bermain sendiri dan berharap penonton mau memberi uang sukarela. Jadi sebaiknya Anda datang saat hari Sabtu-Minggu atau liburan, dan jangan lupa memberi uang sepantasnya untuk mereka.

2.      Benda – benda di Goa Tabuhan
Pada saat itu pengunjung terus maju dan akhirnya kita sampai pada penghujung goa, tampak seperti ruang – ruang kecil pada dinding goa, yang seketika. Pada saat itu juga kita asumsikan sebagai kamar – kamar manusia purba. Bila ada rombongan yang ingin melihat aktraksi bermain gamelan dari dinding goa dan staktit-stalakmit dikenakan biaya Rp. 100.000,- (Seratus ribu rupiah)
3.      Fungsi Goa Tabuhan
Ada dua pendapat mengenai fungsi Goa Tabuhan, pertama Goa Tabuhan sebagai tempat tapan yang berarti tempat bertapa, berdasarkan cerita turun – temurun goa tersebut dijadikan tempat bertapa para pengabdi Pangeran Diponegoro, seperti Sentot Alibasyah Prawirodirjo.
4.      Hiasan Gua Tabuhan
Hiasan pada Goa Tabuhan pada belakangan ini dari keturunan Raden Bagus Joko yang memiliki darah seni menyebutnya sebagai Goa Tabuhan karena karena bebatuan menjulur dari langit – langit atau yang menjulang (stalagmit dan stalaktit) atau dijadikan alat musik (Gamelan)
5.      Perbedaan Goa Tabuhan dan Goa Gong
Di Goa Tabuhan wisatawan dapat melihat gending – gending jawa yang dapat ditabuh seperti suara gamelan dan kita juga akan disuguhi oleh pemandangan aneka cinderamata khas Pacitan, seperti akik dan kerajinan lainnya. Untuk memasuki mulut goa maka harus menaiki tangga yang tertata rapi, bagi yang tidak suka panas tidak usah khawatir disepanjang kita menaiki anak tangga terdapat pohon rindang raksasa yang memayungi.
Di Goa Gong pengunjung dapat melihat batu – batu putih yang cemerlang dan jika dipukul goa ini akan mengeluarkan suara seperti gong. Di Goa Gong terdapat beberapa pendukung seperti dua buah terminal, pemandangan pegunungan dan kios – kios sovenir dan lain sebagainya. Untuk memasuki goa ini pengunjung harus naik tangga ± 1km. Jika disalam kepanasan di dalam goa sudah terdapat AC yang sangat besar.

6.      Letak dan lingkungan Goa Tabuhan
Goa ini terletak di desa Wareng, kecamatan Punung, kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kira-kira 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat. Daerah ini terletak di perbatasan Jawa Tengah sebelah selatan. Pacitan bisa dicapai dari Wonogiri Jateng, Ponorogo Jatim, atau Trenggalek Jatim. Namun, Anda juga bisa datang dari Yogyakarta melalui jalur alternatif yang melewati Kabupaten Gunung Kidul.jalan menuju Goa Tabuhan tidaklah terlalu sulit dan bisa dibilang hampir sejalan dengan Goa Gong, di Goa Gong akan disuguhi oleh pemandangan aneka cinderamata khas Pacitan, seper6ti batu akik dan kerajinan lainnya.
Untuk memasuki goa maka harus menaiki tangga dan tanjakan stalamit dan stalakmit berukuran raksasa menghiasi mulut goa.

B.     GOA GONG
1.      Sekilas tentang Goa Gong
Goa Gong terletak 37 km dari Pusat Kota Pacitan, dapat dicapai dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Goa dengan stalagtit dan stalagmitnya yang dinominasikan sebagai goa terindah di Asia Tenggara ini mampu memukau setiap wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain keindahan stalagtit dan stalagmitnya Goa Gong memiliki empat sendang yang dinilai magis bagi siapa saja yang mempercayainya.
2.      Riwayat Penemuan Goa Gong
Pemandangan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan di Goa Gong, Pacitan

Dalam sejarahnya Goa Gong sebenarnya sudah lama dimasuki oleh manusia yaitu nenek moyang kita dahulu, namun seiring perjalanan waktu goa tersebut sepertinya hilang begitu saja dan yang ada hanyalah cerita-cerita lama/dongeng orang-orang tua, namun justru dongeng dan cerita itulah pada akhirnya warga dusun Pule desa Bomo bertekad untuk menemukan kembali goa tersebut. Dan dengan dipimpin Kepala Dusun Pule maka pencarian goa dimulai :
Pertama : memcocokkan cerita-cerita
Kedua : mencari arah dan alur kehidupan, baik kehidupan binatang maupun kea-
daan alam sekelilingnya
Ketiga : memastikan letak
Keempat : mulai memasuki goa
(Dikisahkan oleh Drs. Wakino/ Penemu Goa Gong)
Ketika itu hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995 sekitar pukul 09.00 wib, ayah bersama kami duduk di ruang depan bercerita tentang kejadian yang dialami oleh mbah Noyo Semito (kakek Drs. Wakino) dengan teman-temannya yang bernama mbah Joyo ± 60 tahun silam.
Ketika itu Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan dilanda kemarau pangjang hingga sulit untuk mencari air minum dan untuk keperluan sehari-hari.
Dengan keadaan seperti itu kedua kakek tersebut dengan keberaniannyamencoba memasuki goa yang dianggapnya tidak terlalu jauh dari rumah penduduk ± 400 meter untuk mencari air. Dengan menggunakan alat penerangan tradisional berupa obor (daun kelapa kering yang diikat) hingga menghabiskan 7 ikat, kedua kakek tersebut berhasil menelusuri lorong-lorong goa hingga menemukan beberapa sendang dan mandi di dalamnya.
Walaupun pengalaman itu telah diceritakan pada masyarakat disekitar, namun tak seorangpun yang berani mengikuti jejaknya, karena menurut kepercayaan masyarakat di sana goa itu dianggap masing wingit (angker).
Setelah mendengar cerita ayah tersebut, terketuklah hati kami timbul niatan untuk membuktikan kebenaran yang kakek alami. Keinginan itu ternyata didukung oleh ayah (Bpk. Suramin) dan teman-teman lain yang berjumlah 8 orang. Namun di antara teman-teman itu ada yang pro dan kontra mengenai rencana itu, bahkan ada yang ingin menunda untuk mencari hari baik. Akhirnya niat kami itu disetujui setelah kami menyampaikan bahwa besuk akan segera pulang ke Magetan.
3.  Pencarian Lokasi dan Perjalanan di dalam Goa
3. 1. Pencarian Lokasi
Tepatnya hari Minggu Pon tanggal 5 Maret 1995, kami berangkat mencari lokasi goa bersama rombongan berjumlah 8 orang, yaitu :
1.      Bapak Suramin 54 tahun, sesepuh.
2.      Wakino 30 tahun, ketua rombongan.
3.      Paino 42 tahun, ketua RT.
4.      Suparni 38 tahun, Kepala Dusun.
5.      Suyadi 39 tahun, warga desa.
6.      Paino 30 tahun, guru SD.
7.      Misno 29 tahun, warga desa.
8.      Suyatno 15 tahun, warga desa.
Pada saat itu kami berangkat lebih dahulu untuk mencarinya karena dalam benak kami masih ingat bahwa mulut goa itu dulunya dekat dengan pohon kluwih, tapi pada saat itu pohon kluwihnya sudah tidak ada. Ternyata betul dugaan kami, bahwa mulut goa itu tidak lama kemudiandapat kami temukan. Sambil menunggu teman yang mencari peralatan, kami dengan dibantu oleh beberapa teman yang lain membersihkan mulut goa yang sudah tertutup oleh batu, tanah, dan tumbuhan liar lainnya. Setelah teman-teman yang berjumlah 8 orang itu berkumpul, dengan membawa 7 buah lampu baterai dan 2 buah lampu petromax dan sebuah kamera poket sepakat untuk memasuki lorong-lorong goa tersebut.
3.      2. Perjalanan di dalam Goa

Dengan peralatan yang sederhana, perasaan was-was, takutdan ngeri dikhawatirkan ada binatang buas, kami beserta rombongan terus berusaha menelusuri lorong-lorong goa.
Liku-liku perjalanan pada waktu itu memang penuh dengan perjuangan yang luar biasa antara hidup dan mati. Sambil terus memanjatkan doa kehadirat Illahi Robbi, tetap melangkahkan kai mencari arah mana yang harus diikuti. Memang pada waktu itu kamilah sebagai pencari jalan dan selalu memberikan motivasi pada rombongan, (“ayo maju terus…slamet-slamet…ojo wedi!”).
Tiba-tiba kami dikejutkan olehgambaran yang menakutkanseolah-olah ada seorang manusia yang berdiri tegak menghadang kehadiran kami, ternyata setelah terkena sinar itu hanyalah sebuah batu besar yang menjulang tinggai yang berfungsi sebagai penyangga goa.
Setelah lorong-lorong goa dapat kami masuki, ternyata setelah kembalinya sampai ruang 3 lagi (anggapan sementara waktu itu) kami bersama rombongan sempat tersesat. Inilah saat yang paling menegangkan, panik, was-was karena peralatannya tinggal menyisakan sedikit. Akhirnya kami mencoba untuk belok kanan ternyata kami menemukan lampu baterai yang sengaja kami tinggal sewaktu brangkat karena bohlamnya putus. Setelah kami bersama meyakini bahwa jalan tersebut benar maka perjalananpun dilanjutkan. Berkat petunjuk Illahi berhasilla kami keluar dari goa.
4.       Pemberian Nama Goa
Penamaan Goa Gong bertalian erat denag salah satu nama dari perangkat gamelan Jawa. Konon pada saat –saat tertentu, di gunung yang terdapat goa tersebut sering terdengar bunyi-bunyian seperti seperti gamelan Jawa, pertunjukkan reog, terbangan, bahkan sering terdengar orang menangis yang memilukan. Karena itu masyarakat di sekitarnya memberi nama gunung tersebut gunung Gong-Gongan. Maka kami bersama rombongan yang berjumlah 8 orang tadi memberi nama goa itu adalah Goa Gong.
Selain itu kalau kita menyaksikan keindahan goa tersebut memperlihatkan suatu pertanda bahwa goa itu tiada duanya. Sehingga kami bersama rombongan menyimpulkan Goa Gong tersebut merupakan gongnya goa.
5.          Letak Goa Gong
Goa Gong terletak di pesisir pantai selatan, tepatnya di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, 37 km ke arah barat kota Pacitan. Goa Gong dikelilingi oleh sederetan gunung, diantaranya :
·         Sebelah utara aladah gunung Manyar
·          Sebelah timur adalah gunung Gede
·          Sebelah selatan adalah gunung Karang Pulut
·         Sebelah barat adalah gunung Grugah
Sederetan gunung yang mengelilingi goa Gong tersebut sebagian besar ditanami pohon jati, pisang, kelapa, tapi sebaliknya di musim hujan juga ditanami ketela, cabe, padi, mentimun, dan sebagainya, sehingga dari kejauhan nampak kehijauan yang dapat menambah keasrian suasana goa Gong pada pagi hari dan menjelan senja tiba.
6.  Keberadaan Goa Gong
6. 1. Goa Gong Sebelum Direnovasi
Goa Gong tidak bisa dielakkan lagi tentang keindahan, keasrian, dan keunikan yang ada di dalamnya. Pengunjung pasti akan merasa heran, kagum dikarenakan seolah-olah kita memasuki dunia baru. Ruang pertama yang sudah penuh dengan ukiran alami itu, seakan-akan pengunjung disambut dengan ucapan selamat datang.
Pintu abadi yang sudah ada, seakan mengajak kita untuk memasuki ruang kedua dengan ukuran yang sangat luas, di sana ada semacam kamar manidi yang terbuat secara alami. Kemudian dari sini kita akan berjalan lagi, sambil melihat ke bawah akan tampak beberapa sendang yang airnya jernih dan bisa melihat taman goa yang kelihatan jauh di ruang ketiga.
Di kiri-kanan tangga alami tampak beberapa lukisan dari batu-batuan yang menggambarkan sutu keinginan Tuhan. Di samping itu banyak terdapat batu berwarna putih yang dapat memberikan gambaran seolah-olah goa ini benar-benar masih perawan, asli, dan belum dijamah oleh manusia. Di sana-sini terdengar tetesan airsehingga menambah keasrian dan kesejukan di dalam goa.
6. 2. Goa Gong Sesudah Direnovasi
Berkat kesigapan Pemerintah Daerah Tingkat II Pacitan yang dipimpin oleh Bapak Bupati Sutjipto dan kerjasama yang baik antara instansi terkait serta masyarakat sekitar, maka pada tanggal 31 Juli 1996 beberapa fasilitas mulai dikerjakan yang ditangani oleh PT. Citra Pule Raya.
Sarana yang dibangun untuk memasuki goa adalah : jalan undak-undakan,dengan pagar pengaman di kiri-kanan, aliran listrik sebagai penerangan, dan AC sebagai pendingin goa.
Syukur Alhamdulillah proyek proses renovasi dan pengembangan Goa Gong selesai tanggal 31 Desember 1996, berlajalan sukses dan lancar. Kemudian Goa Gong siap diapasarkan sebagai komoditi wisata unggulan nasional.







BAB III
PENUTUP
            Dengan mengucapkan alhamdulillahi robbil’alamin serta dengan rahmat Tuhan yang maha kuasa dapat menyelesaikan tugas guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam bentuk laporan sebuah karya tulis tanpa halangan suatu apapun, tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, bapak ibu guru pembimbing serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
            Sebagai penutup penyusun mohon maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, hal ini wajar karena penyusun sendiri juga sebagai insan biasa yang tidak lupt dari kekeliruan dan kekurangan.

A . KESIMPULAN
            Dengan  adanya program ini kami bisa menyelesaikan tugas akhir semester genap kelas VIII dan bisa mengetahui sekaligus mengenal Goa Tabuhan dan Goa Gong Pacitan Jawa Timur, secara langsung, serta bisa menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman penyusun pada khususnya dari siswa – siswi Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sumowono.

B.SARAN
Mempelajari karya tulis ini, maka penulis mendapatkan saran – saran sebagai berikut :
  1. Agar bangsa Indonesia senantiasa bisa menjaga sekaligus melestarikan hasil budaya peninggalan nenek moyang agar bangsa Indonesia ini lebih maju dan aman.
  2. Manusia dengan bekal ilmu agama dan ilmu pengetahuan diharapkan mampu menyerap isi (essensi) dari nilai – nilai yang terkandung di dalam sejarah peninggalan nenek moyang kita terutama sejarah islam, karena dengan bekal ilmu agama dan ilmu pengetahuan tersebut dapat mengantarkan manusia kepada jalan yang di ridhoi Allah SWT.      





Daftar Pustaka
Sutikno, Kebesaran dan Kemegahan Goa Gong di Kota Pacitan, Citra Pule Raya bekerja sama dengan PEMDA DATI II KAB. PACITAN, 1997.
Akasah, Hamid, Arya Penangsang; Perebutan Objek Wisata Kabupaten Pacitan ; 2014 ; Cv Cipta
Wakino, Drs. Gua Gong Obyek Wisata Potensial Di Kabupaten Pacitan, Rapi offset, Madiun:1998
Leaflet Pesona Wisata Pacitan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Pacitan.
www.wikipedia.com